Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!

Air bersih adalah hajat penting di dalam kehidupan wong. Dalam keseharian, air bersih digunakan utk berbagai harapan, dari mereguk, mandi, cuci, masak serta lainnya. Hasil dari aktivitas masyarakat ini adalah air buangan/air sampah. Selain dr rumah tangga, air buangan pun dapat berawal dari usaha maupun kotapraja. Lalu gimana air cik tersebut diolah menjadi air bersih?

Mengacu pada umum, pengolahan air bersih terdiri atas 3 orientasi, yakni pengolahan secara fisika, kimia dan biologi. Dalam pengolahan secara fisika, umumnya dilakukan berdasar pada mekanis, tanpa adanya penambahan bahan kimia. Contohnya adalah pengendapan, filtrasi, adsorpsi, dan lain-lain. Pada pengolahan secara kimiawi, terdapat penambahan bahan kimia, laksana klor, tawas, dan lain-lain, biasanya benih ini digunakan untuk mewariskan logam-logam bobot yang tersembunyi dalam air. Sedangkan pada pengolahan berdasar pada biologis, lazimnya memanfaatkan mikroorganisme sebagai perangkat pengolahnya.

PDAM (Perusahaan Dagang Air Minum), BUMN yang berkaitan dengan usaha menyelenggarakan air bersih bagi masyarakat, biasanya melakukan pengolahan air bersih berdasar pada fisika serta kimia. Secara umum, susunan pengolahan air bersih pada daerah-daerah pada Indonesia didefinisikan sebagai sebagai bersama-sama Perusahaan Water Treatment:

1. Bangunan Intake (Bangunan Pengumpul Air)

Bangunan intake berfungsi guna bangunan pertama untuk masuknya air daripada sumber air. Sumber air utamanya diambil dari air sungai. Di bangunan berikut terdapat bar screen (penyaring kasar) yang berfungsi untuk menyaring benda-benda yang masuk tergenang di air, misalnya sampah, daun-daun, batang pohon, dsb.

2. Bak Prasedimentasi (optional)

Bak ini diterapkan bagi sumber air yang karakteristik turbiditasnya tinggi (kekeruhan yang mengundang air miliki warna coklat). Bentuknya hanya berperangai bak biasa, fungsinya untuk pengendapan partikel-partikel diskrit & berat laksana pasir, dll. Selanjutnya air dipompa ke bangunan yang utama pengolahan air bersih yaitu WTP.

3. WTP (Water Treatment Plant)

Ini didefinisikan sebagai bangunan pokok dari bentuk pengolahan air bersih. Gedung ini beberapa bagian, yaitu koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi.

a. Koagulasi

Disinilah prosedur kimiawi terjadi, pada proses koagulasi berikut dilakukan prosedur destabilisasi atom koloid, sebab pada dasarnya air sungai ataupun air kotor biasanya maujud koloid beserta berbagai partikel koloid yang terkandung di dalamnya. Tujuan prosedur ini adalah untuk menjatuhkan (talak) air beserta pengotor yang terlarut didalamnya, analoginya diantaranya memisahkan air pada susu kedelai. Di dalam unit tersebut terjadi rapid mixing (pengadukan cepat) semoga koagulan mampu terlarut semerbak dalam ruang singkat. Bentuk alat pengaduknya dapat puspa-warna, selain rapid mixing, sanggup menggunakan hidrolis (hydrolic jump atau terjunan) atau mekanis (menggunakan batang pengaduk).

b. Flokulasi

IMG_0469.jpg

Lalu kemudian air mengakar ke segmen flokulasi. Tujuannya adalah dalam membentuk dan memperbesar flok (pengotor yang terendapkan). Di sini dibutuhkan teritori yang alirannya tenang tetapi tetap terselip pengadukan sendat (slow mixing) supaya flok menumpuk. Utk meningkatkan efisiensi, biasanya disematkan dengan senyawa kimia yang mampu mengikat flok-flok ini.

c. Sedimentasi

Bangunan yang ada digunakan utk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh segmen sebelumnya. Unit ini memakai prinsip berat jenis. Musykil jenis konstituen kolid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat macam air. Dalam masa kini, bagian koagulasi, flokulasi dan sedimentasi telah siap yang dibentuk tergabung yang disebut unit aselator.

fd553b32-efeb-4adb-bc6c-c7a1cebeed09w.jpg

4. Reservoir

Reservoir berfungsi sejajar tempat penampungan sementara air bersih pra didistribusikan dengan perantara pipa-pipa mengacu pada gravitasi. Karena kebanyakan pengiriman di Nusantara menggunakan pola gravitasi, oleh sebab itu reservoir rata-rata diletakkan dalam tempat pada posisi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi bidikan distribusi, siap diatas busut atau bukit.